Bantuan Insentif Guru TPQ tak pernah diterima

Edi Junaedi

Potret Pendidikan

GeBe, Pebayuran- Adalah Edi Junaedi pengasuh sekaligus juga pengajar di sebuah Taman Pendidikan Al-quran (TPQ) Nurul Hidayah yang terletak di kampung teko tengah desa Kertajaya kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi ini yang sehari-harinya hanya mengajar mengaji.


Ia beserta istrinya Sustini, mengajar mengaji di TPQ yang di kelolanya sore dan malam. Tak tanggung-tanggung jumlah anak didiknya sebanyak 180 orang. Di gedung Taman Pendidikan Al-quran yang dibangun dari hasil swadaya masyarakat dan donatur berukuran 7 x 5 meter inilah dia membaktikan dirinya menjadi pengajar sejak tahun 2001.

Ketika ditanya tentang bantuan apa saja dari pemerintah yang telah di terima, dia mengatakan sama sekali belum pernah menerima bantuan. Bahkan dulu katanya ada honor daerah dari departemen agama, saya mah nggak kebagian, hanya mendapat ini katanya sambil menunjukan selembar Piagam Pendirian TPQ.

Taman pendidikan Al-quran Nurul Hidayah sendiri resmi berdiri 09 Januari 2006 melalui keputusan Kepala kantor departemen agama kabupaten Bekasi bernomor Kd.10.16/V/PP.03.2/06/2006. Berdasarkan SK itu pulalah TPQ Nurul Hidayah mendapat nomor statistik 61.2.32.18.13.051.

Untuk membantu operasional kegiatan belajar dan mengajar di TPQ ini Edi hanya memungut iuran sebesar 15.000 sampai 25.000 rupiah perpanen kepada setiap muridnya. Itu artinya setahun hanya dua kali iuran. Kalau di minta iuran perbulan orang tua murid banyak yang protes dan mengeluh, katanya.

Bulan mei 2012 kemarin dia juga menerima informasi tentang akan adanya Bantuan insentif Guru TPQ dari Kementrian agama kabupaten Bekasi, semua persyaratan telah dia lengkapi dan ajukan melalui bagian kesra desa Kertajaya. Namun hingga saat inipun tiada ada kejelasannya.

Bagi Edi sendiri ada ataupun tidaknya bantuan itu ia akan tetap mengajar. Dan agar dapurnya tetap ngebul Edi (41th) guru mengaji TPQ ini membuka warung kecil-kecilan di rumahnya. (kos)